Selasa, 15 Februari 2011

Penampilan Bukan yang Utama

Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati (1 Sam : 16-7)
Tanpa sadar, kita sering sekali menilai orang dari pandangan pertama. Hal ini dibuktikan oleh Malcolm Gladwell, seorang penulis. Misalnya, sebuah tim juri ingin memilih penyanyi dengan suara terbaik. Ketika para calon penyanyi diminta buat nyanyi dari balik tirai, juri bisa memberi penilaian yang netral. Tapi begitu tirai dibuka dan juri bisa melihat penampilan fisik para penyanyi itu, hasil penilaian merekapun bisa berbeda. Juri bisa dipengaruhi dengan kesan pertama mereka terhadap penampilan fisik para penyanyi itu.
Sadar atau tidak, kita sering terkecoh dengan penampilan seseorang. Orang perlente langsung kita cap nggak kere, sementara orang yang dekil langsung kita anggap miskin. Makanya, nggak heran kalau penipuan sekarang ini seringkali berkedok penampilan yang meyakinkan. Menilai orang dengan memandang muka inilah yang kadang membuat kita sering bersikap tidak adil, bahkan merendahkan orang lain hanya gara-gara penampilannya yang membuat kita tidak sreg dihati. Sikap seperti ini sudah sejak lama ada, bahkan Yakobus pernah diberi teguran keras supaya kita tidak memandang muka ketika menilai orang.
Setiap ciptaan Tuhan itu pasti memancarkan kemuliaan-Nya, besar atau kecil. Meskipun penampilan mereka hanya berbalutkan kesederhanaan, atau bisa jadi agak menjijikkan, percayalah! Mereka tetap memancarkan kemuliaan-Nya dengan cara yang unik. Jadi jika Tuhan saja bisa menghargai mereka dengan kasih, siapakah kita ini yang berani-beraninya memandang mereka dengan mata dan sikap hati yang suka merendahkan dan meremehkan orang lain? Ayo mulai hari ini, jangan pernah “memandang muka” dalam berinteraksi dengan sesama, biar Tuhan tidak pandang bersalah. J
Ingatlah bahwa kemuliaan Tuhan bisa tampak nyata, bahkan di balik wajah orang yang paling hina.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar